Jumat, 21 Maret 2014

RESPON PELANGGAN TERHADAP LINGKUNGAN BELANJA



RESPON PELANGGAN TERHADAP LINGKUNGAN BELANJA

MANUSIA MENGEKSPRESIKAN EMOSI DALAM 3 DIMENSI
  MENYENANGKAN-TIDAK MENYENANGKAN (PLEASURE-DISPLASURE)
  TINGKAT KEGAIRAHAN TAU BESARNYA STIMULSI ATAU KEGEMBIRAAN (AROUSAL-NONAROUSL)
  DOMINAN-PATUH (DOMINANCE-SUBMISSIVENESS)
  Lingkungan dimana perasaan menyenangkan terlihat, orang cenderung ingin meghabiskan banyak waktu dan uangnya (mendekat)
  Lingkungan yang tidak menyenangkan dimana banyak terjadi stimulasi, bising dan kebingungan akan di hindari
Tempat belanja dan lingkungan adalah hal penting karena 70-80% keputusn pembeli di lakukan di tempat belanja terutama ketika memeriksa barang, sehingga manajemen ritail harus menciptakan ligkungan belanja yang nyaman dan memotivasi dengan interior dan pengaturan barang yang menarik
Pemilik usaha harus menggunakan tampilan yang memancing penglihatan untuk membangkitkan perhtian konsumen baik secra tampilan, penglihatan, dan tata letak atau fisik di tempt belanja, agar dapat menciptakan hubungan yg harmonis secara visual
MODEL PSIKOLOGI LINGKUNGAN MEHRABAIN-RUSSELL
Model MEHRABAIN-RUSSELL di dasarkan atas paradigma stimulus-organismeresponse yang menghubungkan unsur lingkukan dengan prilaku mendekt-menghindaar (approach-avoidance) terhadap lingkungan
MODEL MEHRABAIN-RUSSELL DIDASARKAN ATAS 2 ASUMSI
  Perasan dan emosi manusia menentukan apa yang akn di lakukan dan bagaimana melakukannya
  Manusia merespon dengn bentuk emosi yang berbeda-beda terhadap lingkungan yg berbeda dn menimbulkn reksi untuk mendekti atau menjauhi lingkungan
3 BENTUK EMOSI YANG MEMPENGRUHI PRILAKU APPROACH-AVOIDANCE
  PLEASURE-DISPLESURE, kegembiraan menggambarkan sejuh mana seseorang merasa nyaman, cerita atau puas di dalam suatu lingkungan
  AROUSAL-NONAROUSAL, kegairahan berkitan dengan sejauh mana seseorang merasa tertarik atau terstimulasi waspada atau aktif dlam suatu situasi
  DOMNANCE-SUBMISSIVENESS, menggambarkan sejauh mana seseorang merasa terkendali atau bebas untuk bertindak dalam suatu situasi

DEFINISI PEMBELIAN IMPULSIF
Kegiatan belanja dapat menjdi alat untuk menghilangkan stres, menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati seseorang berubah secra signifikan dengan kata lain uang adalah sumber kekutan, menghabiskan uang membuat seseorang merasa berkuasa
  Pembeli tidak terencana (produk impulsif) barang yang di inginkan untuk di beli dn kebanyakan barang itu tidak di perlukan oleh konsumen
  Pembeli impulsif, konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli secepatnya dan mengabaikan pertimbngan atau konsekuensinya
TIPE PEMBELIAN IMPULSIF
  Impuls murni (pure impulse), pembelian   sesuatu karena alasan menrik
  Impuls pengingat (reminder impulse), konsumen membeli berdasarkan impuls              ini, tetapi tidak terjadi untuk antisipasi                 atau tercatat dalam daftar belanja
  Impuls saran (suggestion impulse), produk yang di temui konsumen untuk akan menstimulasi keinginan untuk mencoba
  Impuls terencana (planned impulse), perencanaan dalam perilaku ini menunjukan respon konsumen terhadap beberapa insentif spesial unruk membeli yang tidak di antisipasi
PRESPEKTIF DALAM PEMBELIAN IMPULSIF
                Terdapat 3 prespekti yang di gunakan untuk menjelaskan pembelian impulsif:
  1. Karakteristik produk yang akan di beli
  2. Karakteristik konsumen
  3. Krakteristik disply tempat belanja
PENYEBAB TERJADINYA PEMBELIAN IMPULSIF
                Terdpat 2 penyebab terjadinya pembelin impulsif
  1. Pengaruh stimulus terjadinya pembelian impulsif
  2. Pengaruh situasi
KONDISI-KONDISI YANG MEMUDAHKAN TERJADINYA PEMBELIAN IMPULSIF DI SUPERMARKET
  Besarnya transaksi, semakin banyak macam produk yang di beli persentase terjdi pembelian impulsif semakin meningkat
  Perjlanan belanja, persentase pembelian impulsif semakin tinggi saat konsumen berjalan belanja daripada perjlanan biasa
  Frekuensi belanja, pembelian impulsif semkin besar apa bila sering melakukan pembelian daripada yg jrang melakukan pembelian
  Daftar belanja, daftar yang telah di tentukan terlebih dahulu yg menyebabkan terjadinya pembelian impulsif, hanyabila jumlah unit belnjanya besar lebih dari 15 item
PERILAKU BELANJA KONSUMEN INDONESIA
Keputusn memilih ritel (toko tempat belanja) maupun barang tu jasa (merchandise) di pengaruhi faktor lingkungan dan faktor pribadi-nternal di dlm diri seseorang
o    Faktor lingkungan yg mempengaruhi prilaku belanja konsumen
Ø  Keluarga
Ø  Kelompok referensi
Ø  Budaya
Ø  Aspek pribadi
Ø  Dan aspek kejiwaan
KEBIASAAN BELANJA DAN GAYA HIDUP KONSUMEN INDONESIA
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli adalah perubahan gaya hidup yang moderen serta teknologi dan pelyanan yang bagus.  Konsumen kini lebih selektif terutama anak muda yang lebih mengikuti tren yang umum dan di sesuaikan dengan kondsi keungan untuk memenuhi kebutuhannya
POLA KONSUMEN MEMENUHI KEBUTUHANNYA
  Frekuensi shopping, dimana masyarakat kini mulai berbelanja berdasarkan kebutuhan, untuk kebuthan bulnan masyarakat lebih memilih hypermarket, untuk belnja mingguan mereka lebih memilih supermarket, sedangkan untuk kebutuhan sehari hari mereka akan membeli dari toko toko yang berlokasi di tekat tempat tinggal
  Berdasarkan profil pribadi mereka, masyarakat yg telah berkeluarga lebih memilih berbelanja saat mereka berbelanja setiap minggunya,sedngkan untuk yg belum berkeluarga, bisa berbelanja sewaktu saat waktu luang
Segmentasi pasar
Suatu segmen pasar ritel adalah suatu kelompok pelanggan yang kebutuhannya di cukupi oleh bauran yang sama sebab mempunyai kebutuhan yang serupa


Kriteria untuk mengevaluasi segmen pasar
  Kemampuan bertindak (acctionability)
Ø  Pelanggan harus mempunyai kebutuhan yang serupa, mencari manfaat yang serupa dan di cukupi oleh penawran ritel yg serupa
Ø  Kebutuhn pelnggan harus berbeda dengan kebutuhan pelanggan dalam segmen lain
  Kemampuan identifikasi (identifiability), merupakan hal yang penting sebab memungkinkan ritel untuk menentukan segmen dan dengan siapa ritel perlu berkomunikasi ketika promosi  penwaran ritelnya
  Aksesibilitas atau kemudahan akses, kemampuan ritel untuk menyampaikan bauran pemasaranyg sesui dengen segmen ini
  Ukurn, suatu segmen target harus cukup besar untuk mendukung suatu bauranpenjualan ritel yang baik
Pendekatan untuk segmentasi pasar
  Segmentasi geografis, mengelompokan pelanggan dimna mereka tinggal
  Segmen demografis, mengkelompokan pelnggan atas dasar karakteristik objektif yg mudah di ukur
  Segmentasi geodemografis, menggunakan karakteristik demografis dan geografis untuk menggolongkn pelanggan
  Segmentasi gaya hidup, berdasarkan kaya hidup bisa di sebut juga segmentasi psikografis
  Segmentasi situasi belanja, berdasarkan situasi belanja hampir sama dengan segmentasi demografis atau gaya hidup, tetapi situasi belanja yg dihadapi oleh pelanggan
  Sementasi berdsarkan manfaat, suatu pendektan untuk mendefinisikan target market berdasarkan kelompok pelanggan yang memilikin manfaat yang sama
Penentuan target
Penentuan target adalah proses untuk menetapkan target segmen pasar tertentu dari berbagai segmen yang ada di masyarakat sebagai sasaran program pemasaran perusahaan ritel
Penentuan posisi
Penentuan posisi bukan tentang apa yang harus di lakukan terhadap produk tetapi penetapan penentuan posisi haruslah di awali oleh apa yang harus dilakukan untuk membangun pemahaman tentang ritel di benak pelanggan maupun calon pelanggan, dengan demikian penentuan posisi ialah membentuk citra perusahaan


Kesimpulan
Untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, ritel harus memahami bagaimana pelanggan menetapkan dan memilih toko serta barang dagangannya. Untuk mengembangkan efektivitas biaya program ritel sebaiknya mengelompokannya dalam beberapa segmen, dan masing-masing pendekatan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing dan penetapan target pasar sangat penting karena peritel tidak mungkin melayani semua segmen karena keterbtasan sumber daya yang dimiliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar